Kurikulum2013. Logo buku versi Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 (K-13) adalah kurikulum yang berlaku dalam Sistem Pendidikan Indonesia. Kurikulum ini merupakan kurikulum tetap diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan Kurikulum-2006 (yang sering disebut sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun.
KARAKTERISTIK, TUJUAN, RUANG LINGKUP MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA Karakteristik, Tujuan, Ruang Lingkup Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Dalam Kurikulum 2013. Pemerintah, melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, telah memberlakukan Kurikulum 2013, setelah melakukan kajian tahap demi tahap, yang diawali dengan mengevaluasi secara menyeluruh Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP yang sudah diberlakukan sejak tahun 2006. Mata pelajaran Bahasa Indonesia memiliki peranan yang sangat strategis dalam Kurikulum 2013. Peran utama mata pelajaran bahasa Indonesia adalah sebagai penghela ilmu pengetahuan. Dengan menyebarkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif maka peran bahasa Indonesia sebagai penghela ilmu pengetahuan akan terus berkembang seiring dengan perkembangan bahasa Indonesia itu sendiri. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Pertama dan MTs Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia diturunkan dari Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan. Standar Kompetensi Lulusan kemudian diturunkan menjadi Kompetensi Inti KI.Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Pertama dan MTs mempunyai empat tujuan utama yang tertuang dalam kompetensi inti masing-masing jenjang pendidikan. Secara keseluruhan tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Pertama dan MTs ialah 1 mempunyai sikap religius 2 mempunyai sikap sosial, 3 memiliki pengetahuan yang memadai tentang berbagai genre teks bahasa Indonesia sesuai dengan jenjang pendidikan yang ditempuhnya, dan 4 mempunyai keterampilan membuat banyak sekali genre teks bahasa Indonesia. Setiap pengetahuan tentang berbagai genre teks bahasa Indonesia harus diimplementasikan dalam produk berupa karya, artinya pengetahuan tersebut harus bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam membuat karya sesuai dengan genre teks yang ada. Selanjutnya pengetahuan-pengetahuan yang dipelajari siswa harus bisa mengubah perilaku siswa terutama yang berhubungan dengan sikap sosial dan religiusnya. Ruang Lingkup Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Pertama dan MTs Ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia Sekolah Menengah Pertama dan MTs meliputi 15 jenis teks, yaitu 1 teks anekdot, 2 teks eksposisi, 3 teks laporan hasil observasi, 4 teks prosedur komplek, 5 teks negosiasi, 6 teks kisah pendek, 7 teks pantun, 8 teks kisah ulang, 9 teks eksplanasi kompleks, 10 teks film/ drama, 11 Teks cerita sejarah, 12 teks berita, 13 teks iklan, 14 teks editorial/opini, dan 15 teks novel. Hakikat Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Hakikat pembelajaran Bahasa Indonesiaadalah proses berguru memahami dan memproduksi gagasan, perasaan, pesan, informasi, data, dan pengetahuan untuk berbagai keperluan komunikasi keilmuan, kesastraan, dunia pekerjaan, dan komunikasi sehari-hari baik secara tertulis maupun lisan. Dalam kaitannya dengan memahami dan memproduksi gagasan, perasaan, pesan, informasi, data, dan pengetahuan untuk berbagai keperluan tersebut, kegiatan berpikir mempunyai peranan sangat penting. Bahkan berpikir merupakan kegiatan sentral yang memungkinkan penerima didik sanggup memahami dan memproduksi gagasan dan lain-lain dengan baik. Oleh karena itu, guru harus menciptakan kondisi yang memungkinkan terjadinya proses berpikir secara optimal. Proses berpikir optimal yang seharusnya melekat dan terus-menerus terjadi dalam pembelajaran bahasa Indonesia harus disadari pendidik dan peserta didik dalam setiap episode pembelajaran. Ketika pendidik menghadirkan sebuah teks, misalnya, isi teks itu akan dipahami dengan baik kalau penerima didik bisa dan mau berpikir logis, kritis, dan kreatif. Selanjutnya, penerima didik akan sanggup memproduksi gagasan dan lain-lain yang baru berdasarkan gagasan-gagasan yang ditemukan dalam teks tersebut, bila peserta didik mampu dan mau berpikir dengan baik pula. Realisasi kegiatan berpikir itu misalnya menghubung-hubungkan gagasan, membandingkan gagasan, mempertentangkan gagasan, memilih-milah gagasan, menafsirkan data, menyimpulkan hasil analisis, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan-gagasan baru atau aspek-aspek gres yang akan dituangkan ke dalam tulisan atau paparan lisan dalam suatu peristiwa berbahasa tertentu. Dengan demikian, kegiatan berbahasa dan berpikir merupakan inti dalam pembelajaran berbahasa Indonesia. 2. Bahasa Indonesia sebagai Sarana Perekat Bangsa Bahasa Indonesia memiliki peran sentral untuk mempersatukan bangsa dan sarana pengembangan intelektual, sosial, dan emosional penerima didik. Selain itu, penguasaan bahasa Indonesia oleh peserta didik juga akan menunjang keberhasilan mereka dalam mempelajari semua mata pelajaran. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dibutuhkan membantu peserta didik mengembangkan potensi pikir, rasa, dan karsa untuk mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, mengemukakan gagasan dan perasaan, menemukan serta memakai kemampuan berpikir kritis, kreatif, inovatif, inventif, dan imaginatif yang ada dalam diri penerima didik. Ke arah masa depan, peserta didik memerlukan pengalaman berguru berbahasa Indonesia sebagai perekat bangsa. Proses penghayatan ini perlu diprogramkan secara terencana dan bersistem. Dengan cara ini melalui pengalaman berguru berbahasa Indonesia sebagai perekat bangsa diharapkan akan terbangun jiwa dan semangat kebersamaan penerima didik. Dengan demikian kedudukan bahasa Indonesia sebagai pemersatu bangsa makin diperkuat melalui proses pendidikan di sekolah, sebagaimana tercerminkan dalam komunikasi sosial budayaal yang serasi di antara para penuturnya. Bahasa Indonesia juga berperan penting dalam kehidupan sehari-hari untuk berbagai keperluan, untuk berkomunikasi dengan seluruh warga bangsa dalam rangka membangun rasa dan ikatan kebersamaan secara nasional, membangun komunikasi efektif sehari-hari, membangun korelasi sosial yang harmonis komunikasi yang bermartabat, dan membangun kematangan emosional. Di sisi lain, sastra Indonesia berperan untuk penghalusan budi, peningkatan rasa kemanusiaan dan kepedulian sosial, penumbuhan apresiasi budaya, penyaluran gagasan, penumbuhan imajinasi, serta peningkatan ekspresi secara kreatif. 3. Penghela Ilmu Pengetahuan Kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, inovatif, dan bahkan inventif peserta didik perlu secara sengaja dibina dan dikembangkan. Untuk melakukan hal itu, mata pelajaran bahasa Indonesia menjadi wadah strategis. Melalui membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara penerima didik sanggup menyebarkan kemampuan berpikir tersebut secara terus-menerus yang akan diteruKIan juga melalui mata pelajaran yang lain. Hal itu harus benar-benar disadari semua guru BI agar dalam menjalankan tugasnya dapat mewujudkan mata pelajaran Bahasa Indonesia sebagai wadah pembinaan/ pengembangan kemampuan berpikir. Dengan mengembangkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif maka kiprah bahasa Indonesia sebagai penghela ilmu pengetahuan akan terus berkembang seiring dengan perkembangan bahasa Indonesia itu sendiri. 4. Penghalus Budi Pekerti Lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia mencakup kemampuan berbahasa dan bersastra. Melalui jenis teks sastra, bahasa Indonesia dapat dijadikan sebagai sarana penghalus budi pekerti siswa. Sastra Indonesia sebagai media ekspresi sikap kritis dan kreatif terhadap berbagai fenomena kehidupan mampu menumbuhkan kehalusan budi, kesetiakawanan sosial, kepedulian terhadap lingkungan, dan bisa membangun kencerdasan kehidupan masyarakat. Pembelajaran sastra dapat membentuk sikap kritis dan kreatif serta kepekaan terhadap berbagai fenomena kehidupan di lingkungan sosial budaya ataupun di lingkungan alam sekitar. Bersastra dapat diwujudkan melalui kegiatan apresiasi dan produksi karya sastra puisi, fiksi, dan drama. Kegiatan apresiasi karya sastra yang diawali dari membaca harus menjadi kegiatan penting dalam pembelajaran bersastra peserta didik. Melalui membaca puisi, fiksi, naKIah drama atau mendengarkan rekaman atau pembacaan puisi, cerpen, penggalan novel, dan/atau naKIah drama peserta didik terlibat dalam kegiatan reseptif. Pada kesempatan yang lain, peserta didik diajak untuk terlibat dalam kegiatan produktif untuk menulis atau menghasilkan puisi, cerpen, penggalan novel, dan/atau naKIah drama. Melalui kegiatan produktif lisan atau tulis peserta didik juga dapat mempresentasikan kinerja apresiatifnya. Dengan demikian, kegiatan reseptif dan produktif dalam bersastra akan menjadi kegiatan sambung-menyambung dalam iklim pembelajaran yang menyenangkan. 5. Pelestari Budaya Bangsa Bahasa Indonesia merupakan bab dari budaya bangsa yang perlu terus dilestarikan eksistensinya. Sebagai bagian dari budaya bangsa yang dijunjung tinggi, eksistensi bahasa Indonesia akan terus bertahan dan bahkan menguat kalau dilestarikan setiap penuturnya. Pemelajaran bahasa Indonesia dan komunitas sekolah pada umumnya, akan sangat aman untuk melestarikan eksistensi bahasa Indonesia mengingat peserta didik dan guru merupakan kelompok strategis di masyarakat untuk melestarikan eksistensi bahasa Indonesia sebagai bagian dari budaya bangsa.
SekolahDasar / Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) Pembelajaran di tingkat Sekolah Dasar pada Kurikulum 2013 disajikan menggunakan pendekatan tematik-integratif. Mata pelajaran, yang kemudian disebut muatan pelajaran, di dalamnya terdiri dari: Pendidikan Agama dan Budi Pekerti. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Matematika.
Karakteristik Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, dan 12 Kurikulum 2013_Mata pelajaran Bahasa Indonesia menjadi modal dasar untuk belajar dan perkembangan anak-anak Indonesia. Mata pelajaran Bahasa Indonesia membina dan mengembangkan kepercayaan diri peserta didik sebagai komunikator, pemikir imajinatif, dan warga negara Indonesia yang literat atau melek informasi. Pembelajaran Bahasa Indonesia bertujuan membina dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berkomunikasi yang dibutuhkan peserta didik dalam menempuh pendidikan dan di dunia kerja. Kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa Indonesia secara umum bertujuan agar peserta didik mampu mendengarkan, membaca, memirsa, berbicara, dan menulis. Kompetensi dasar dikembangkan berdasarkan 3 hal yang saling berhubungan dan saling mendukung dalam mengembangkan pengetahuan siswa, memahami, dan memiliki kompetensi mendengarkan, membaca, memirsa, berbicara, dan menulis. Ketiga hal tersebut adalah bahasa pengetahuan tentang Bahasa Indonesia; sastra memahami, mengapresiasi, menanggapi, menganalisis, dan menciptakan karya sastra; literasi memperluas kompetensi berbahasa Indonesia dalam berbagai tujuan khususnya yang berkaitan dengan membaca dan menulis. 1. Bahasa Pengetahuan tentang Bahasa Indonesia yang dimaksud adalah pengetahuan tentang bahasa Indonesia dan bagaimana penggunaannya yang efektif. Peserta didik belajar bagaimana bahasa Indonesia memungkinkan orang saling berinteraksi secara efektif; membangun dan membina hubungan; mengungkapkan dan mempertukarkan pengetahuan, keterampilan, sikap, perasaan, dan pendapat. Peserta didik mampu berkomunikasi secara efektif melalui teks yang koheren, kalimat yang tertata dengan baik, termasuk tata ejaan, tanda baca pada tingkat kata, kalimat, dan teks yang lebih luas. Pemahaman peserta didik tentang bahasa sebagai sistem dan bahasa sebagai wahana pengetahuan serta bahasa sebagai media komunikasi akan menjadikan peserta didik sebagai penutur Bahasa Indonesia yang produktif. 2. Sastra Pembelajaran sastra bertujuan melibatkan peserta didik dalam mengkaji nilai kepribadian, budaya, sosial, dan estetik. Pilihan karya sastra dalam pembelajaran yang berpotensi memperkaya kehidupan peserta didik, memperluas pengalaman kejiwaan, dan mengembangkan kompetensi imajinatif. Peserta didik belajar mengapresiasi karya sastra dan menciptakan karya sastra maka mereka akan memperkaya pemahaman peserta didik pada kemanusiaan dan sekaligus memperkaya kompetensi berbahasa. Peserta didik menafsirkan, mengapresiasi, mengevaluasi, dan menciptakan teks sastra seperti cerpen, novel, puisi, prosa, drama, film, dan teks multimedia lisan, cetak, digital/online. Karya sastra untuk pembelajaran yang memiliki nilai artistik dan budaya diambil dari karya sastra daerah, sastra Indonesia, dan sastra dunia. Karya sastra yang memiliki potensi kekerasan, kekasaran, pornografi, konflik, dan memicu konflik SARA harus dihindari. Karya sastra unggulan yang belum sesuai dengan pembelajaran di sekolah, perlu dimodifikasi terlebih dahulu untuk kepentingan pembelajaran namun tanpa melanggar ketentuan hak cipta karya sastra. 3. Literasi Aspek literasi bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menafsirkan dan menciptakan teks yang tepat, akurat, fasih, dan penuh percaya diri selama belajar di sekolah dan untuk kehidupan di masyarakat. Pilihan teks mencakup teks media, teks sehari-hari, dan teks dunia kerja. Rentangan bobot teks dari kelas 1 hingga kelas 12 secara bertahap semakin kompleks dan semakin sulit, dari bahasa sehari-hari pengalaman pribadi hingga semakin abstrak, bahasa ragam teknis dan khusus, dan bahasa untuk kepentingan akademik. Peserta didik dihadapkan pada bahasa untuk berbagai tujuan, audiens, dan konteks. Peserta didik dipajankan pada beragam pengetahuan dan pendapat yang disajikan dan dikembangkan dalam teks dan penyajian multimodal lisan, cetakan, dan konteks digital yang mengakibatkan kompetensi mendengarkan, memirsa, membaca, berbicara, menulis, dan mencipta dikembangkan secara sistematis dan berperspektif masa depan.
PengembanganKurikulum 2013 dilaksanakan atas dasar beberapa prinsip utama. Antara lain : Pertama, Standar Kompetensi Lulusan (SKL) diturunkan dari kebutuhan. Kedua, Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan melalui Kompetensi Inti yang bebas mata pelajaran. Ketiga, semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.
Jurnal Ilmu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 5, Nomor 2, Agustus 2020 │ISSN: 2527-4058 │DOI: 10.32938/jbi.v5i2.527 Halaman 72-87 72 KARAKTERISTIK JENIS TEKS SASTRA DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT SMP CHARACTERISTICS OF LITERARY TEXT TYPES IN INDONESIAN SUBJECTS IN JUNIOR HIGH SCHOOL Uman Rejo Universitas Timor
KIKD Kurikulum 2013 SMA Kelas X, XI, XII Revisi 2017 Lengkap ini dapat anda download melalui link yang telah admini sediakan. Perangkat ini terdiri dari KI/ Kompetensi Inti semua kelas mulai dari KI kelas X/ 10, XI/ 11, XII/ 12 dan KD/ Kompetensi Dasar kelas X/ 10, XI/ 11, XII/ 12. File ini kami sediakan dalam bentuk word secara terpisah dan juga dalam bentuk PDF.
Untukkelas 4, 5, dan 6, mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, dan SBDP dijadikan satu dalam mapel Tematik Umum; Untuk kelas 4, 5, dan 6, mata pelajaran Matematika dan PJOK tidak masuk Tematik Umum (Permendikbud No. 24 tahun 2016) Itulah struktur kurikulum 2013 untuk Madrasah Ibtidaiyah (MI). Semoga bermanfaat bagi madrasah yang ikut
SVDAxlC. 67 70 123 277 10 425 168 428 445
karakteristik kurikulum 2013 mata pelajaran bahasa indonesia