Berikut13 Hewan Aneh Perkawinan Silang Hybrid yang Menakjubkan Dunia : 1. Liger, Hasil Hybrid Kawin Silang Singa Jantan Dengan Harimau Betina. Liger merupakan hasil dari perkawinan silang yang dilakukan antara singa jantan dan harimau betina. Induk dan Pejantan Liger berasal dari spesies berbeda tetapi mereka masih 1 gen yaitu Panthera.- Ikan koi memiliki jenis yang sangat beragam, bahkan jumlahnya dapat mencapai lebih dari 100 jenis. Untuk menemukan klasifikasi koi yang tepat, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti warna dan pola tubuhnya. Setiap jenis varietas ikan koi memiliki detail yang spesifik untuk identifikasi. Misalnya, Showa Sanke adalahbikan koi dengan pola kaligrafi Sumi yang merupakan hasil dari perkawinan koi Asagi dengan Kohaku. Jenis-jenis ikan koi Dilansir dari Kodama Koi Farm, berikut adalah jenis-jenis ikan koi yang populer 1. Asagi Asagi dicirikan oleh tubuh berwarna biru atau nila dan warna merah di pangkal sirip dada. Warna merah di dasar sirip dada koi Asagi disebut Motoaka. Baca juga Fakta-fakta Ikan Koi, Ada yang Berusia 226 Tahun 2. Bekko Bekko hanya memiliki warna hitam dan putih dalam pola batu yang sederhana. Tidak ada tanda Hi merah pada koi ini meskipun ia dikembangbiakkan dari koi Taisho Sanke. 3. Doitsu Doitsu adalah ikan mas Jerman yang tidak bersisik. Bergantung pada jenis Doitsu, mungkin ikan koi jenis ini memiliki sisik di sepanjang garis lateral dan punggung atau tidak ada sisik sama sekali. 4. Ginrin Ginrin menunjukkan kelompok varietas koi yang memiliki sisik berlian di seluruh tubuhnya. HargaJual Ikan Koi. Dikutip juga dari jurnal tesi Univ Brawijaya, berjudul Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Ikan Koi (Cyprinus Carpio) di Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) "Sumber Harapan" Kabupaten Blitar Provinsi Jawa Timur oleh Anggo, JohniePranata (2017) . Bahwa harga koi tidak dipengaruhi oleh kondisi ekonomi
ABSTRAK Teknik Hibridisasi merupakan salah satu penerapan bioteknologi. Teknik Hibridisasi sendiri adalah perkawinan silang untuk mendapatkan lebih banyak variasi keturunan. Pada ikan koi Cyprinus carpio L yang ingin diperoleh yaitu variasi warna yang beragam. Cara ini dapat dihasilkan melalui perkawinan silang dengan jenis yang sama namun memiliki warna yang berbeda. Menurut hasil penelitian Sumantadinata, Hadiroseyani, & Irawan, 2002 ikan koi dengan perkawinan normal menghasilkan tipe 3 warna yang berbeda namun dengan perkwinanan silang menghasilkan 7 tipe warna yang berbeda. Maka dari itu hasil penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa penerapan bioteknologi Hibridisasi dapat menciptakan keturunan induk yang unggul. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 1 Merupakan makalah yang merupakan bagian dari Mata Kuliah Bioteknologi TA 2020-2021 Genap, Prodi Budidaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji PENERAPAN BIOTEKNOLOGI TERHADAP IKAN KOI Cyprinus carpio L DENGAN CARA HIBRIDISASI Muhamad Arief Riansyah Jurusan Budidaya Perairan , Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK Teknik Hibridisasi merupakan salah satu penerapan bioteknologi. Teknik Hibridisasi sendiri adalah perkawinan silang untuk mendapatkan lebih banyak variasi keturunan. Pada ikan koi Cyprinus carpio L yang ingin diperoleh yaitu variasi warna yang beragam. Cara ini dapat dihasilkan melalui perkawinan silang dengan jenis yang sama namun memiliki warna yang berbeda. Menurut hasil penelitian Sumantadinata, Hadiroseyani, & Irawan, 2002 ikan koi dengan perkawinan normal menghasilkan tipe 3 warna yang berbeda namun dengan perkwinanan silang menghasilkan 7 tipe warna yang berbeda. Maka dari itu hasil penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa penerapan bioteknologi Hibridisasi dapat menciptakan keturunan induk yang unggul. Keyword Hybridisasi, Ikan Koi, Keturunan Unggul 2 Merupakan makalah yang merupakan bagian dari Mata Kuliah Bioteknologi TA 2020-2021 Genap, Prodi Budidaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRACT Hybridization technique is one of the applications of biotechnology. Hybridization technique itself is a cross-breeding to get more variety of offspring. In koi fish Cyprinus carpio L to be obtained is a variety of color variations. This method can be produced through cross-breeding with the same type but has a different color. According to the results of the study Sumantadinata, Hadiroseyani, & Irawan, 2002 koi fish with normal marriage produce different types of 3 colors, but with cross breeding produces 7 different color types. Therefore the research results can be said that the application of hybridization biotechnology can create superior parent offspring. Keyword Hybridization, Koi Fish, Superior Breeds 3 Merupakan makalah yang merupakan bagian dari Mata Kuliah Bioteknologi TA 2020-2021 Genap, Prodi Budidaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji PENDAHULUAN Hibridisasi adalah suatu metode perkawinan silang untuk menghasilkan ikan dengan variasi keturunan dan pembenihan induk yang unggul Ariyanto, Carman, Soelistyowati, Jr., & Syukur, 2018. Secara alami hibridisasi bisa terjadi akibat pengaruh lingkungan dan akibat pengaruh hormon yang berlebihan tetapi sangat sedikit kasus ini terjadi secara alami. Di bidang budidaya Teknik hibridisasi masih sering dilakukan dengan bantuan rangsangan hormon untuk mempermudah perkawinan silang tersebut. Salah satu penerapan hibridisasi yang sudah dilakukan adalah terhadap ikan mas koi cyprinus carpio L dimana hasil yang ingin dilihat adalah variasi warna yang berbeda dan perbedaan segregasi warna ikan koi. Menurut Sumantadinata et al., 2002 Segregasi warna ikan koi hasil ginogenesis F1 pada koi putih-merah meliputi merah, putih dan merah- putih; pada koi merah-hitam meliputi merah, hitam dan merah-hitam; sedangkan pada koi putih-hitam meliputi hitam, putih, merah-putih, merah-hitam, dan putih- hitam. Menurut Kusrini, Cindelaras, & Prasetio, 2015 Salah satu komoditas ikan hias air tawar introduksi yang sampai saat ini masih menjadi primadona di pasar internasional dan merupakan ikan hias kelompok mahal, serta fluktuasi di pasaranpun relatif stabil adalah ikan koi Cyprinus carpio. Komoditas ikan hias koi telah menjadi komoditas andalan di beberapa daerah seperti Sukabumi, Cianjur, dan Blitar karena telah berhasil mengangkat perekonomi masyarakat dan menjadikannya sebagai alternatif penghasilan selain padi. Dalam hal ini maka perlu dilakukan pengembangan budidaya ikan koi agar selalu berkelanjutan. Namun tidak hanya pengembangan budidaya saja tetapi perlu juga rekomendasi penerapan bioteknologi hibridisasi guna mendukung produksi ikan hias koi yang unggul dan beragam variasi warnanya. 4 Merupakan makalah yang merupakan bagian dari Mata Kuliah Bioteknologi TA 2020-2021 Genap, Prodi Budidaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji MANFAAT Adapun manfaat dari makalah ini adalah dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dibidang bioteknologi budidaya perikanan yaitu hibridisasi, khususnya ikan hias mas koi. Karena penerapan teknik ini pun cukup mudah sehingga dapat menjadi solusi bagi para pembudidaya untuk menghasilkan produktivitas ikan hias mas koi secara maksimal dan beragam variasi warna serta dapat dijadikan salah satu alternatif untuk memenuhi ketersediaan produksi ikan hias mas koi yang unggul. 5 Merupakan makalah yang merupakan bagian dari Mata Kuliah Bioteknologi TA 2020-2021 Genap, Prodi Budidaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji METODE PENERAPAN Menurut Sumantadinata et al., 2002 Pemijahan buatan Induk ikan koi dipijahkan dengan bantuan rangsangan hormonal ekstrak kelenjar hipofisa ikanmas Penerapan yang akan d mas dosis 1,0-1,5 atau ovaprim dosis 0,5 ml/kg. Penyuntikan dilakukan satu kali di bagian punggung ikan. Telur diperoleh dengan cara pengurutan stripping. Persilangan Antar Ikan Koi Mulyadi, Bowono, & Subhan, 2017 Persilangan antar ikan dilakukan dengan mencampur sebagian telur dari setiap jenis ikan koi yang dipijahkan dengan sperma ikan koi. Kegiatan penetasan dan pemeliharaan burayak/ikan dilakukan seperti telah dijelaskan sebelumnya. Pemeliharaan Ikan Uji Sumantadinata et al., 2002 Larva dipelihara dalam akuarium inkubasi telur sampai burayak berumur satu bulan. Burayak dipindahkan ke dalam bak beton ukuran 3,0x1,5x1,0 m sampai berumur dua bulan. Setelah itu ikan dipindahkan ke bak lain yang berukuran lebih besar, 4,0x2,0x0,6 m sampai ikan berumur 3 bulan. Pemberian pakan pada larva dimulai pada hari ketiga setelah menetas. Pakan buatan Daphnia sp. atau nauplii artemia diberikan sampai larva berumur tujuh hari. Sampai dengan ikan berumur satu bulan diberi pakan berupa cacing sutera yang diselingi dengan pakan udang ukuran no. 1. Kemudian setelah berumur satu bulan, ikan diberi pakan berupa pelet yang dihaluskan sampai ikan berumur tiga bulan. Frekuensi pemberian pakan sebanyak tiga kali secara adlibitum. Pengamatan Warna Ketika ikan berumur 3 bulan, dilakukan penghitungan jumlah ikan untuk melihat kelangsungan hidupnya, dan pengamatan warna semua ikan yang ada pada setiap perlakuan untuk melihat segregasi warna dan keberhasilan perlakuan. Patokan untuk menentukan jenis ikan koi hasil perlakuan mengikuti metode Alimuddin & Hadiroseyani 2002. 6 Merupakan makalah yang merupakan bagian dari Mata Kuliah Bioteknologi TA 2020-2021 Genap, Prodi Budidaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji DAFTAR PUSTAKA Ariyanto, D., Carman, O., Soelistyowati, D. T., Jr., M. Z., & Syukur, M. 2018. Karakteristik Fenotipe Dan Genotipe Lima Strain Ikan Mas Di Jawa Barat Dan Banten. Jurnal Riset Akuakultur, 132, 93. Kusrini, E., Cindelaras, S., & Prasetio, A. B. 2015. PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN HIAS KOI Cyprinus carpio LOKAL DI BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN HIAS DEPOK. Media Akuakultur, 102, 71. Mulyadi, G. K., Bowono, I. D., & Subhan, U. 2017. Analisis Kekerabatan Genetik Hibrid Ikan Nilem Osteochillus hasselti dan Ikan Mas Cyprinus carpio L Menggunakan PCR RAPD. Perikanan Dan Kelautan, 81, 42–47. Sumantadinata, K., Hadiroseyani, Y., & Irawan, D. 2002. FENOTIPE KETURUNAN PERTAMA IKAN KOI HASIL GINOGENESIS Phenotype of the First Gynogenesis Generation of Koi. 68, 65–68. View publication stats ResearchGate has not been able to resolve any citations for this awal program pemuliaan adalah koleksi dan pengenalan karakter materi pemuliaan tersebut. Hasil karakterisasi digunakan sebagai dasar pertimbangan metode pelaksanaan program pemuliaan yang akan dilakukan. Koleksi material genetik untuk program pemuliaan ikan mas menghasilkan lima strain yang dominan dibudidaya di wilayah Jawa Barat dan Banten, yakni strain Rajadanu, Sutisna, Majalaya, Wildan, dan Sinyonya. Pengenalan karakter material genetik ikan mas hasil koleksi dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu fenotipe menggunakan metode truss morfometrik dan genotipe menggunakan metode mikrosatelit DNA. Hasil analisis menunjukkan bahwa variasi keragaan fenotipe kelima strain ikan mas relatif sesuai dengan variasi keragaan genotipenya. Selain mengelompokkan antar strain, hasil analisis genotipe juga menunjukkan bahwa tingkat keragaman genetik kelima strain ikan mas yang diindikasikan dengan nilai heterozigositas Ho relatif rendah, yaitu berkisar antara 0,08-0,20 dengan jarak genetik antar strain berada dalam kisaran 0,420-0, first step in a fish breeding program is the collection and characterization of the breeding subject. The results of characterization are used as a baseline to select suitable potential methods used in the breeding program. The samples of genetic materials of five strains of common carp Rajadanu, Sutisna, Majalaya, Wildan, and Sinyonya were obtained from West Java and Banten Province. The characterization of collected genetic materials of the common carp species followed the phenotype and genotype approaches. Phenotypic characterization used truss morphometric method while genotype characterization applied DNA microsatellite method. The results showed that the phenotypic variation of the common carp had a close fit with its genotypic variation. In addition, the genotype analysis also showed that the genetic diversity level of the strains was relatively low indicated by the narrow ranges of heterozygosity values Ho and genetic distance among strains Kekerabatan Genetik Hibrid Ikan Nilem Osteochillus hasselti dan Ikan Mas Cyprinus carpio L Menggunakan PCR RAPDG K MulyadiI D BowonoU SubhanMulyadi, G. K., Bowono, I. D., & Subhan, U. 2017. Analisis Kekerabatan Genetik Hibrid Ikan Nilem Osteochillus hasselti dan Ikan Mas Cyprinus carpio L Menggunakan PCR RAPD. Perikanan Dan Kelautan, 81, KETURUNAN PERTAMA IKAN KOI HASIL GINOGENESIS Phenotype of the First Gynogenesis Generation of KoiK SumantadinataY HadiroseyaniD IrawanSumantadinata, K., Hadiroseyani, Y., & Irawan, D. 2002. FENOTIPE KETURUNAN PERTAMA IKAN KOI HASIL GINOGENESIS Phenotype of the First Gynogenesis Generation of Koi. 68, 65-68.
AaemaR. 152 397 447 31 32 269 207 317 431